Mengapa Kegiatan YPKABK Ada yang Jauh Sampai ke Luar Kota?

Kegiatan Yayasan Peduli Kasih ABK sampai ke Trenggalek membuahkan banyak pertanyaan. “Mengapa jauh sampai ke luar kota?” Kegiatan menjemput anak-anak berkebutuhan khusus yang kurang mendapat akses ini sangat diupayakan supaya mereka bisa lebih berdaya. Meskipun peserta atau anak yang dibina hanya beberapa gelintir, tidak mematahkan semangat dr. Sawitri sebagai ketua YPKABK untuk memberdayakan mereka. Beliau ingin supaya orang tua tidak merasa sendiri dan mendapat informasi yang tepat terkait parenting ABK.

Disamping itu perlu upaya sosialisasi di masyarakat agar terjadi kepedulian terhadap ABK. Perlu juga upaya kreatif agar ABK bisa tetap berpartisipasi aktif, sesuai ICF (International Classification on Functioning of Disability and Health). Maka 1 tahun sejak YPKABK, dibentuklah Kampung Ramah ABK. Namun, ternyata itu tidak cukup. Perlu ada upaya agar desa sebagai otonomi terkecil memiliki kesadaran dan upaya menjadi inklusif. Terlebih adanya UU Desa nomor 14 Tahun 2014 dan SDGs Desa yang semakin mendorong YPKABK membuat program Desa Creative Inclusive. 

Lantas apa perbedaan antara Kampung Ramah ABK dengan Desa Creative Inclusive?

Pada Kampung Ramah ABK, YPKABK menjadi Disabiled People Organization (DPO) bersama para pemerhati ABK maupun orang-orang di sekitar ABK, mengupayakan lingkungan yang ramah ABK. Melalui fasilitas yang dihadirkan tersebut, harapannya ABK bisa mencapai takdir terbaiknya. Sementara Desa Creative Inclusive adalah bagaimana mewujudkan integrasi layanan terhadap ABK, sehingga pada akhirnya menjadi program desa. 

Sawitri Retno Hadiati bersama dokter senior di Trenggalek, dr. Agus Harijono, Sp.PD telah menghadap kepala dinas Kesehatan Ternggalek, yaitu dr. Narto. Mereka membicarakan permasalahan disabilitas di desa Nglebeng, Kecamatan Panggul yang perlu segera mendapat layanan. Alhamdulillah, dr. Narto merespon positif. Hal ini semakin menambah semangat dr. Sawitri untuk memperjuangkan layanan YPKABK supaya tepat sasaran dan gratis. Upaya-upaya yang dilakukan tentu tidak terlepas dari pertolongan-Nya. Tidak dapat dipungkiri, kesuksesan dari kegiatan-kegiatan YPKABK juga atas bantuan dari donatur maupun volunteer. 

“Ini memang kerja keroyokan dan Insya Allah jadi amal jariah berjama’ah. Aamiin.” Ungkap dr. Sawitri.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×