Teknik Time Management untuk ABK

Time management (manajemen waktu) adalah tahapan proses meningkatnya kualitas hidup seseorang karena mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Semakin dini menerapkan time menagement, semakin berkualitas hidup seseorang. Selain meningkatkan kualitas hidup, time management juga bisa mendukung kemandirian, solusi hidup praktis, dan pemenuhan kebutuhan diri

Farah Flamboyant, ST, SPd, CIMI, MISP – Penanggung Jawab Pelita Bunda Education Centre, berbagi teknik time management untuk ABK dalam kelas diskusi #Akademiability (8/09/2022). Ada 4 teknik yang bisa digunakan supaya berhasil menjalankan proses time management untuk ABK.

Pertama, fokus. Segala kegiatan kalau dilakukan tidak fokus, akan menyulitkan anak-anak dalam berproses. Fokus yang dimaksud tidak hanya pada saat berkegiatan, tetapi juga saat menyusun perencanaan. Jangan sampai menyusun rencana terlalu banyak sehingga membuyarkan fokus anak. 

Kedua, planning atau perencanaan. Planning harus dibicarakan oleh berbagai pihak seperti orang tua, lembaga terapis, dan guru. Orang tua bisa menyusun program-program yang bisa membantu anak mencapai tujuannya. Paling tidak merencanakan satu program untuk dilaksanakan secara konsisten.

Ketiga, pengorganisasian. Orang tua menentukan apa yang dibutuhkan anak dalam menyusun manajemen waktu. Berhubungan dengan planning, kali ini orang tua bisa menyusun lebih detail apa saja yang dibutuhkan dalam program atau kegiatan supaya tidak membuang-buang waktu maupun tenaga. Perlu diingat, bahwa waktu terbatas karena anak, orang tua, maupun pihak bersangkutan lainnya butuh istirahat, sedangkan banyak hal yang harus dipenuhi. 

Keempat, cognitive flexibiliy dengan memberikan cara berpikir supaya anak mau menjalankan rutinitasnya. Misalnya melalui cerita atau dongeng dengan pesan moral terkait kegiatan yang harus dilakukan anak. Bisa juga memberikan contoh dengan menghadirkan sebab-akibat. Atau menghilangkan distraksi yang menghambat tingkat fokus anak.

Kelima, self-control dan support system. Teknik ini yang menjadi kunci supaya anak konsisten melaksanakan time management. Berikan tanggung jawab dan pujian yang bisa membangun semangat anak. Jangan menjatuhkan harga diri anak dengan dimarahi atau terus-menerus dibantu.  

Bu Farah Flamboyant memberikan contoh melalui praktik yang sudah dilakukan anaknya, Aryo Notowijoyo penyandang ADHD. Sejak SD, Aryo sudah melaksanakan manajemen waktu. Ia mencatat dalam bentuk tabel secara rapi agenda yang dilakukan seharian. Aryo juga melengkapinya dengan menuliskan mulai jam berapa sampai jam berapa ia melaksanakan kegiatan, serta berapa lama durasinya. Ketika menentukan durasi, perlu disesuaikan dengan kemampuan anak. Misalnya durasi untuk memakai seragam, jika anak masih belajar maka durasi bisa dibuat agak lama. Seiring berjalannya waktu, jika anak sudah terbiasa bisa dikurangi durasinya. 

Ketika mempraktikkan time management dengan ABK, umumnya akan terasa kaku. Orang tua dapat mengikuti saja supaya bisa melatih anak konsisten. Kemudian baru bisa dilatih menjadi fleksibel dengan menjadikan setiap kegiatan lebih menarik dan menyenangkan. Lalu buat anak dan semua pihak yang terlibat merasa senang dengan setiap kegiatan anak. 

Bu Farah Flamboyant juga berpesan bahwa ABK bisa diikutkan ke dalam komunitas atau dilibatkan ke dalam kegiatan. Di sana, anak akan merasa dimanusiakan sekaligus mengisi waktu dengan kegiatan positif. Terakhir, Bu Farah Flamboyant memberikan closing statement, “Dalam time management, kita tidak memaksa anak, tetapi melatih anak untuk selalu nyaman dan terbiasa.” 

Penulis: Hayah Nisrinaf

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×