Terus Konsisten Berlatih Public Speaking: Berdaya Bersama Melalui Suara Disabilitas Part II

Setelah webinar “Berdaya Bersama Melalui Suara Disabilitas Part 1”, kali ini webinar “Berdaya Bersama Melalui Suara Disabilitas Part 2” Minggu, (24/4/2022) dihadiri oleh 4 pemenang Festival Bersuara. Mereka adalah Sabda Avicenna (Juara 3), Muhammad Mohiuddin Raihan (Harapan 1), Muhammad Arief Taifiqurrahman (Harapan 2), dan Muhammad Aden Hadi (Harapan 2). Dengan narasumber utama yaitu, Baby Juwono–Founder & Trainer of Baby Joewono Soft Skills Center.

Pada awal acara, ditampilkan kompilasi video dari keempat pemenang yang hadir di webinar ini. Usai melihat kompilasi videonya, Bunda Baby ingin terus bertepuk tangan karena melihat semangat yang sangat positif dari seluruh pemenang. Berkaitan dengan public speaking ini, Bunda Baby beranggapan bahwa dengan berbicara, kita bisa menyuarakan apa yang kita inginkan dan sampaikan. Baik itu cerita, ide-ide, atau kemampuan-kemampuan. Dalam webinar ini, peserta akan memperkenalkan dirinya diikuti dengan tanggapan Bunda Baby.

Pertama, Arief Taifuqurrohman atau biasa dipanggil Kiki, ia aktif berkegiatan di Komunitas Sahabat Difabel Semarang. Kiki adalah anak down syndrome dengan semangat yang luar biasa. Kemampuan public speaking yang dimiliki Kiki merupakan hasil usaha kerasnya selama 1 tahun bersama sang mentor, yaitu Kak Odi. Bahkan Kiki sudah pernah menjadi MC di depan umum.

Bunda Baby mengatakan, bahwa kita dapat meniru apa yang dilakukan Kiki. Jika di sekeliling kita ada mentor public speaking seperti saudara, teman, guru, atau bahkan orang tua. Kita bisa meminta mereka menjadi mentor dan berusaha keras untuk mencapai kemampuan tersebut. Bunda Baby juga menyarankan kepada Kiki, karena ia suka berada di panggung maka ia bisa menjadi entertainer. Kiki pun menimpali selain latihan jadi MC di depan umum. Kiki mulai belajar story telling dengan aktif membaca buku cerita anak. Meskipun down syndrome, Kiki sangat suka membaur dengan orang lain. 

Kedua, Raihan berumur 9 tahun yang sedang menjalani pendidikan di sekolah penghafal Alquran di Banjarmasin. Raihan belajar public speaking supaya bisa menyampaikan pendapat kepada orang lain. Si kecil penyandang ADHD ini sangat terlihat semangat. Meskipun ia tidak bisa diam, bukan suatu kekhawatiran bagi Raihan dan orang tua untuk membuatnnya memiliki kemampuan public speaking

Bunda Baby menyatakan, dengan kelincahan Raihan tentu akan muncul kecerdasan dalam dirinya. Beliau juga menyarankan supaya Raihan berlatih artikulasi supaya kemampuan public speaking-nya semakin baik. Raihan pun menimpali bahwa ia juga akan belajar menambah kosa kata bahasa Indonesia yang sangat banyak, belajar menjadi lebih percaya diri dan kreatif, serta mengikuti lebih banyak lomba public speaking agar mendapat banyak pengalaman.

Ketiga, Sabda Avicenna berumur 24 tahun seorang sarjana komputer yang sebelumnya menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Informatika UIN Jakarta. Ia adalah penyandang ADHD yang mahir dalam public speaking dan mahir di dunia komputer. Ia meperoleh kemampuan public speaking karena aktif dalam kegiatan tanya jawab, diskusi, dan presentasi saat sekolah maupun kuliah. Sabda juga beberapa kali mengikuti kultum di mushola sekolah. Sedangkan kemahirannya di bidang komputer diaplikasikan dengan menjadi content creator para Youtuber gaming. 

Namun, penghasilan sebagai content creator tentu tidak bisa menjadi patokan. Maka Sabda kedepannya ingin bekerja di instansi pemerintah sebagai PNS. “Saya berharap supaya pemerintah memberikan kesempatan bekerja kepada ABK, karena kita juga memiliki hak yang sama.” Ucap Sabda. Bunda Baby pun memberikan saran kepada Sabda supaya semangat dan bekerja maksimal untuk menjadi content creator. Tetap buat konten berkualitas yang tidak hanya mementingkan uang. Sedangkan jika ingin menjadi PNS, Sabda bisa berlatih wawancara dan berpenampilan rapi. 

Keempat, Aden yang juga penyandang ADHD kini menempuh semester 6 di jurusan Tata Boga Unesa. Aden memiliki hobi memasak dan bermain musik. Kini ia berjualan kebab, susu, kurma, dan kopi. Aden juga peraih berbagai juara nasional. Kemampuan public speaking Aden dimiliki karena ia yang sangat percaya diri. Ia juga sering menjadi moderator di webinar yang diselenggarakan Yayasan Peduli Kasih ABK. 

Bunda Baby menyarankan kepada Aden, karena ia sangat camera face maka ia berpotensi menjadi foto model. Namun, hal tersebut disangkal oleh Aden karena ia hanya suka masak dan bukan menjadi model. Bunda Baby pun menyarankan kembali bahwa Aden bisa menjadi model untuk semakin melariskan dagangannya. Misal Aden foto ketika sedang masak dan Aden juga bisa berfoto dengan makanannya.

Dalam webinar ini, Bunda Baby mengungkapkan rasa bangganya kepada para disabilitas yang senantiasa melawan keterbatasan. Meskipun memiliki keterbatasan, jangan sampai kita merasa terbatas dalam hal keinginan yang positif. Kita harus mencari kemungkinan membuka kesempatan untuk mencapai hal yang kita inginkan. Terakhir, Bunda Baby berpesan supaya kita dapat konsisten dalam berlatih public speaking, yaitu katakan pada diri sendiri: “Saya harus bicara. Saya akan mencoba bicara. Sebelum bagus, saya tidak akan berhenti berlatih. Saya akan terus berlatih. Jika sudah bagus, saya tetap berlatih. Saya akan berlatih terus supaya bisa menjadi master of public speaking.”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×