Hati-hati Jebakan Toxic Parents

Pembentukan karakter anak sangat ditentukan oleh perilaku orang tuanya sehari-hari. Apalagi di masa-masa pertumbuhannya, anak akan merekam banyak kejadian yang ada di sekitarnya, terutama di lingkungan terdekatnya yaitu keluarga. Pembentukan perilaku dan karakter pun anak menjadi sangat bergantung dari apa yang didengar dan dilihatnya. Karena itu sebagai orang tua, kita perlu berhati-hati dalam berperilaku agar terhidar dari jebakan toxic parents.

Toxic parents merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada orang tua yang memiliki perilaku buruk di dalam rumah tangga. Contohnya seperti melakukan kekerasan secara fisik dan verbal maupun tindakan-tindakan lain yang dapat berpengaruh pada kondisi psikologis dan mental anak. Selain itu, ada kalanya kita sebagai orang tua tidak menyadari bahwa tindakan atau perilaku yang kita lakukan pada anak kita bisa berdampak negatif pada tumbuh kembang anak. Sebab itulah menjadi penting bagi para orang tua untuk memahami tanda-tanda dari toxic parents ini.

Pertama, orang tua yang tidak mau menerima perbedaan pendapat dengan anaknya. Di saat-saat tertentu orang tua mungkin tidak setuju dengan pendapat anak-anaknya, begitu pun sebaliknya. Dalam situasi seperti ini toxic parents akan mengekspresikan ketidaksetujuannya secara negatif. Misalnya menunjukkan kemarahan dengan berteriak-teriak, berkata dan bertindak kasar pada anak. Jika anak terus-menerus dihadapkan dengan kondisi ini, maka seiring berjalannya waktu akan tertanam rasa takut, kecemasan, dan perilaku kasar pada diri anak ketika dia dihadapkan pada suatu konflik. Karena itu sebagai orang tua, sudah seharusnya kita berusaha untuk mengendalikan amarah dan menyelesaikan perbedaan pendapat dengan anak melalui cara yang sehat.

Berikutnya, orang tua yang banyak menuntut anaknya. Orang tua yang toxic akan membebani anak-anaknya dengan berbagai tuntutan yang tidak biasa dan berlebihan. Misalnya selalu mengharapkan anak untuk jadi peringkat 1 di sekolahnya, menyerahkan segala tanggung jawab pekerjaan rumah tangga pada anak, menuntut anak untuk selalu memenuhi kebutuhan orang tua, dan masih banyak lagi. Orang tua yang banyak menuntut ini biasanya tidak peduli proses yang harus dilalui si anak demi keinginannya tercapai. Bahkan mereka pun akan marah jika apa yang mereka inginkan tidak dipenuhi oleh anaknya.

Lalu ada juga orang tua yang manipulatif terhadap anaknya. Orang tua yang manipulatif ini akan berusaha untuk mengubah pikiran, perasaan, atau perilaku anaknya untuk keuntungan mereka sendiri. Bahkan mereka bisa melakukannya dengan cara-cara licik. Misalnya dengan menawarkan sesuatu yang indah-indah atau yang disukai anaknya, lalu ketika mereka menginginkan sesuatu, mereka akan menuntut anak untuk melakukan apa yang mereka inginkan sebagai bentuk balas budi si anak.

Beberapa tanda toxic parents di atas bisa digunakan untuk melihat kembali cara kita dalam mengasuh dan mendidik anak. Selain itu juga bisa digunakan sebagai pengingat diri maupun pasangan agar tidak mendidik anak dengan cara yang negatif. Karena efeknya mungkin tidak langsung dirasakan saat itu juga, tetapi memori tentang cara didik yang seperti itu akan terus melekat seiring bertambah dewasanya si anak, sehingga akan berpengaruh pada perilakunya di kemudian hari.

(Penulis: Dian Sartika Fajriani)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×