Menjaga Kehamilan untuk Mencegahnya Menjadi ABK

Anak Berkebutuhan Khusus dapat terjadi sejak dalam kehamilan ataupun setelah kehamilan. Penyebabnya dapat dari faktor genetik maupun non genetik. Dalam persentase kelahiran, 97% ibu melahirkan anak tidak berkebutuhan khusus dan 3% lainnya melahirkan anak berkebutuhan khusus. Artinya, setiap perempuan berpeluang untuk keduanya. Maka diperlukan kiat untuk menjaga kehamilan supaya memiliki janin yang berkualitas.

Bersama dr. Samuel Widiasmoko, SpOG., Yayasan Peduli Kasih ABK menggelar kelas diskusi #Akademiability (29/11/21) dengan tema “Menjaga Kehamilan untuk Mencegahnya Menjadi ABK”. Dalam diskusi tersebut, dr. Samuel menekankan supaya para bunda menjaga anak seintens mungkin pada 1000 hari pertama. 1000 tersebut dimulai dari sejak anak dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun. Manfaat utama menjaga anak secara intens pada 1000 hari pertama tersebut adalah supaya anak terhindar dari stunting. Artinya, seusai kehamilan pun orang tua tetap harus berhati-hati ketika merawat anak. 

Namun, dalam artikel ini kita akan fokus pada menjaga kehamilan supaya tidak menjadi ABK. Pencegahan yang sangat perlu dilakukan oleh seluruh ibu hamil adalah melakukan pencegahan non genetik. Pertama, Ibu hamil harus mengkonsumsi nutrisi yang cukup, seperti sayur dan buah yang banyak. Kedua, melakukan vaksinasi rubella dan varicella. Ketiga, berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. 

Contoh ketika minum susu, maka susu tersebut harus direbus berkali-kali supaya susu benar-benar higienis. Kemudian tidak menyantap makanan cepat saji atau makanan beku, karena makanan tersebut dapat membuat kehamilan bermasalah. Tidak hanya itu, sebab utama dari keharusan ibu hamil untuk memilah makanan adalah mengingat betapa bahayanya toksoplasma (parasit yang dapat menembus plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan otak serta retina janin). 

Inang toksoplasma sendiri sebetulnya berasal dari kucing. Kemudian kotoran kucing menjadi sumber toksoplasma di seluruh dunia. Maka, bagi ibu hamil penggemar kucing harus ekstra hati-hati dengan kucing. Meskipun plasma toksoplasma (berada di dalam kotoran kucing) sangat mudah mati. Dan toksoplasma berbahaya bagi janin ketika masuk ke tubuh ibu hamil melalui mulut.

Toksoplasma apabila tidak sengaja termakan oleh hewan (contoh: ayam), toksoplasma akan tahan panas. Artinya, toksoplasma akan sangat susah mati meskipun sudah dimasak bersih dan matang. Jadi, bagi ibu hamil baiknya menahan terlebih dahulu untuk makan daging-daging seperti ayam atau sapi. 

Selain melalui pencegahan non genetik, terdapat pula pencegahan non genetik. Pencegahannya cenderung dilakukan sebelum proses kehamilan. (1) Calon ibu sebaiknya menghindari hamil di atas 35 tahun. (2) Tidak menikah dengan hubungan sedarah baik itu jauh atau dekat. (3) Jika membawa carier atau anak sebelumnya bermasalah, konseling terlebih dahulu kepada dokter kandungan. (4) Mengetahui persentase risiko kehamilan. 

Dalam menjaga kehamilan, faktor terpenting lainnya yang wajib dilakukan ibu hamil yaitu rajin kontrol ke dokter kandungan. Apabila ada yang ingin ditanyakan atau dikonsultasikan kepada dokter kandungan, maka sebaiknya segera diutarakan saja supaya ibu tidak salah langkah. Lakukan yang terbaik dan jaga selalu buah hati untuk kehidupannya kelak.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×