4 Kunci Penting yang Harus Diperhatikan ABK Ketika Berlatih Publik Speaking!

Memiliki kemampuan public speaking sangat diidamkan seluruh kalangan. Public speaking sendiri bukanlah bakat, melainkan sebuah keterampilan yang dapat dilatih. Artinya, semua orang dari segala kalangan dapat berlatih public speaking. Termasuk ABK. 

Dalam kelas diskusi #Akademiability (7/12/21), mengundang Harry Xiao (Entrepreneur, Leadership Trainer, and Business Coach). Beliau mengungkapkan bahwa manfaat sekaligus dampak utama ketika memiliki kemampuan public speaking, yaitu mudah diterima orang lain. Hal ini identik dengan ABK yang umumnya harus mengeluarkan effort lebih supaya dapat diterima masyarakat. So, tertarik berlatih public speaking? Perhatikan 4 kunci berikut ini yuk:

  1. Kuatkan Mentalitas

Public speaking bagi banyak orang adalah suatu hal yang menakutkan. Tapi, ketakutan tersebut dapat hilang ketika seseorang berlatih supaya mentalitasnya kuat. Melatihnya dapat melalui kebiasaan untuk memberikan ruang berbicara dan melatih rasa percaya diri. Temukan artikel melatih percaya diri anak di sini

  1. Perhatikan Konten dan Konteks

Konten berarti isi dan pesan yang ingin disampaikan public speaker. Sedangkan konteks berarti cara penyampaian oleh public speaker. Keduanya harus saling dibawakan dengan kuat dan jangan lemah sebelah. Seperti jika kontennya menarik tetapi koteks (cara pembawaannya) tidak atau kurang menarik, maka orang tidak akan memperhatikan. Sebaliknya, jika dibawakan dengan menarik tetapi kontennya tidak menarik, maka orang juga tidak akan mendapat apapun dari penyampaian public speaker. 

  1. Ketahui 3 Unsur Public Speaking

Terdapat 3 unsur public speaking atau juga termasuk dalam komunikasi umum. 

  1. Verbal: bagaimana seseorang dapat menyusun kata dan kalimat dengan baik dan benar. Dalam verbal, perhatikan kepada siapa kita bicara. Sehingga kita dapat menyesuaikan penggunaan kata yang baku, tidak baku, dan penyesuaian lainnya. 
  2. Vokal: mengelola suara yang keluar dari mulut. Di antaranya meliputi intonasi, nada, irama, tempo, dan artikulasi. Hal utama ketika berlatih vokal adalah dengan melatih pengucapan huruf vokal (A, I, U, E, O). Pengucapannya harus dengan mulut yang terbuka lebar. Ketika berlatih, gerakkan mulut dengan lebay (buka mulut seleluasa mungkin) untuk memeroleh pengucapan vokal yang tepat nantinya. 
  3. Visual: mengelola fisik ketika berbicara. Dengan visual, seseorang yang melihat akan merasa nyaman dan berkenan memperhatikan. Aspek yang harus diperhatikan untuk dilatih lebih lanjut dari unsur visual ini adalah ekspresi, gestur tubuh, telapak tangan, dan fokus tubuh. 

Nah, ketiga unsur public speaking di atas harus dilakukan selaras, supaya lawan bicara atau audiens menerima dengan baik pesan yang disampaikan public speaker. 

  1. Bawakan Opening dan Closing dengan Menarik

Opening dan Closing menjadi salah satu bagian penting dari setiap pertunjukan, termasuk public speaking. Ketika anak sedang melakukan pidato, mengikuti lomba public speaking, lomba story telling, atau hal lain yang berkaitan dengan ini. Latihlah ia untuk menyuguhkan opening dan closing dengan menarik. 

Opening menarik: tidak lazim dilakukan para public speaker. Biasanya orang akan memulai dengan salam. Namun, berikan opening tidak mainstream. Langkah pertama, lakukan kontak mata dengan audiens sembari tersenyum tenang. Jika audiens ikut tersenyum, artinya mereka menerima kita. Senyuman juga bertujuan memberi ketenangan antara kita dengan audiens. Pada dasarnya, audiens adalah cerminan dari kita. 

Langkah selanjutnya, ajukan langsung pertanyaan yang ringan dan mudah dijawab. Contoh: berapa banyak di antara teman-teman yang sudah sarapan? Secara reflek, audiens yang sudah sarapan akan mengangkat tangannya. Ini merupakan bentuk interaksi dengan audiens. Kemudian, berikan pula pertanyaan sebaliknya dari pertanyaan sebelumnya supaya seluruh audiens merasa diajak interaksi. Sejak opening yang menarik dan mengajak interaksi tersebut, sadar atau tidak audiens akan tertarik untuk mendengarkan konten dari public speaker. 

Closing menarik: didatangkan ketika audiens tidak ingin penyampaian materi selesai. Meskipun closing identik dengan kesimpulan, jangan hanya sekadar memberi kesimpulan berupa pernyataan biasa. Namun, berikanlah sesuatu yang membuat audiens merenung. 

Itulah keempat kunci berlatih public speaking untuk ABK. Dalam public speaking atau sekadar berkomunikasi sehari-hari, hal yang juga patut diperhatikan adalah bagaimana kita dapat diterima. Bagi ABK, dapat diterima masyarakat saja sudah menjadi tantangan bagi mereka. Namun, ABK dapat menghadapi tantangan tersebut ketika merasa sama dengan orang di sekitarnya. “Kunci mudah diterima orang lain adalah menjadi seperti mereka.” Pungkas Harry Xiao. (NAF). 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×