Ayah, Yuk Ikut Berperan!

Hingga kini, masih banyak masyarakat di Indonesia yang beranggapan bahwa pengasuhan dan pendidikan anak merupakan tanggung jawab ibu semata. Karena itu banyak anak Indonesia yang kehilangan sosok ayahnya, baik disebabkan karena Sang Ayah telah meninggal dunia maupun karena kesibukannya sebagai pencari nafkah keluarga.

Keberadaan ayah di tengah keluarga sebenarnya memiliki arti yang besar bagi masa depan anak-anaknya, terlebih bagi anak dengan kebutuhan khusus. Namun karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan mengenai efek dari kehadiran ayah bagi anak, banyak ayah yang menyerahkan segala urusan pengasuhan dan pendidikan anak kepada istrinya. Dan ternyata hal itu bisa menimbulkan dampak negatif bagi diri anak.

Seperti yang kita lihat dan dengar, akhir-akhir ini semakin banyak berita di media massa mengenai kasus pelecehan seksual maupun kekerasan fisik terhadap anak-anak. hal ini merupakan bukti nyata dari kurangnya kehadiran dan peran ayah dalam keluarga. Dan jika tidak ada perubahan nyata yang dilakukan oleh para ayah saat ini, maka tidak menutup kemungkinan jika akan semakin banyak dampak negatif yang muncul pada diri anak di kemudian hari.

Sebenarnya banyak kegiatan sederhana yang bisa dilakukan oleh ayah untuk memulai perannya dalam mengasuh dan mendidik anak. Misalnya ketika anak berada di usia balita, ayah bisa mengikat bonding dengan cara menemani bermain dan bercanda dengan anak. Saat anak menginjak usia 4 tahun, ayah bisa sesekali mengajaknya untuk ke luar rumah, seperti jalan-jalan di taman, berkunjung ke rumah sanak saudara, dan sebagainya. Proses ini dapat menstimulasi kecerdasan sosial dalam diri anak karena dia akan menyerap nilai-nilai sosial yang dilihat dari diri ayahnya. Kecerdasan sosial ini pun akan memudahkan anak untuk berinteraksi serta menyesuaikan diri dalam berbagai macam situasi dan lingkungan.

Kehadiran ayah dalam keseharian anak juga berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mentalnya. Fisik dan mental yang sehat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian dalam diri anak. Anak-anak menjadi berani untuk mencoba sesuatu yang baru. Contohnya seperti ketika anak mulai belajar bersepeda, ayah dapat menemani dan memotivasinya agar dia tidak cemas dan tidak mudah menyerah saat terjatuh dari sepeda.

Selain itu, kehadiran ayah juga bisa mengajarkan anak tentang kemandirian. Rasa kemandirian ini akan sangat berguna ketika anak mulai tumbuh dewasa nanti. Ia akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Kemandirian ini bisa diajarkan dengan cara mengajak anak untuk membersihkan mainannya saat dia sudah selesai bermain, mengajaknya untuk melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan peralatan makannya sendiri setelah selesai makan, membersihkan tempat tidurnya sendiri, menaruh baju kotor di tempat cucian, dan sebagainya.

Jadi, bagi para ayah hebat di luar sana, yuk mulai sekarang luangkan waktu setiap hari untuk sekedar bermain, bercerita, atau menemani anak-anak belajar. Karena kehadiran dan peran ayah sangat berpengaruh besar bagi perkembangan diri anak-anak hingga mereka dewasa nanti.

(Penulis: Dian Sartika Fajriani)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×