Kunci Miliki Mental Berbagi: Sabar, Syukur, Ikhlas

Banyak orang yang masih ragu ketika ingin melakukan sedekah. Entah dengan alasan sedang tidak banyak rezeki, sedang terlilit hutang, atau merasa rezekinya akan berkurang jika melakukan sedekah. Mengatasi keraguan tersebut, diperlukan mental berbagi pada diri setiap orang. Maka di kelas diskusi Kamis, (7/10/2021) Yayasan Peduli Kasih ABK berkesempatan mengundang Aditya Prayoga, Founder dan CEO Rumah Makan Gratis (RMG). Beliau memberikan kunci untuk miliki mental berbagi yaitu dengan sabar, syukur, ikhlas. Namun, bagaimana mengaplikasikannya dan bagaimana kunci tersebut membentuk mental berbagi?

SABAR

Dimulai dari sabar, yang artinya hendaknya seseorang menerima dan menjalankan apapun yang diberikan kepada Allah dengan hati yang sabar. Dengan kesabaran, maka Allah akan mempertemukan hal baik. Sebaliknya, tanpa kesabaran tidak akan tahu jika seseorang tersebut akan bertemu dengan hal baik yang diturunkan oleh Allah. 

SYUKUR

Bersyukurlah atas segala hal. Mulai dari berpikir apa yang kita miliki masih jauh lebih baik daripada orang-orang yang sangat kekurangan. Bersyukur atas anugerah Allah memberikan kehidupan. Dan banyak faktor lain yang patut disyukuri. Dari bersyukur itulah kita tidak perlu ragu untuk berbagi. Meskipun di masa sempit. 

Kemudahan sedekah di masa sempit adalah dengan bersedekah sedikit demi sedikit atau secara bertahap. Sedekah pun tidak selalu harus berupa harta. Dapat berupa tenaga, doa, dan ucapan yang menenangkan hati. Tidak ada salahnya bersedekah walau hanya sedikit. 

Adapun keraguan orang bersedekah ketika sedang terlilit hutang. Pada dasarnya hutang dan sedekah adalah dua hal yang berbeda. Hutang merupakan kewajiban yang harus dibayar. Jika tidak memiliki niatan membayar hutang, maka rezeki akan terus terhambat. Sedangkan sedekah merupakan sesuatu yang mendatangkan keberkahan dan melancarkan rezeki. Jika memiliki niat bersedekah, maka rezeki dan urusan akan dilancarkan oleh Allah. Dalam hal ini, kembali pada pembahasan sebelumnya bahwa sedekah tidak harus muluk-muluk. Artinya, sedekah dapat dijalankan dan hutang tetap wajib dibayarkan.

IKHLAS

Ikhlas dengan segala yang disedekahkan atau tanpa mengharapkan pamrih. Terkadang seseorang berpikir apabila ia bersedekah maka balasan akan segera datang padanya. Kemudian ketika balasan tersebut tidak kunjung datang, ia pun tidak lagi ingin melakukan sedekah. Pada kunci ini, kesabaran harus membersamai. Setiap kita bersedekah, maka Allah akan melipatgandakan. Seseorang yang bersedekah dan tidak kunjung dibalaskan atau doanya tidak kunjung terkabul. Artinya seseorang tersebut memiliki tabungan amal yang banyak. Sedekah pun dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja. 

Itulah ketiga kunci untuk miliki mental berbagi. Apabila dilakukan ketiganya, akan berkesinambungan dan perlahan mental berbagi ini semakin kuat. Dengan mengaplikasikannya, tidak akan ada beban bagi seseorang yang ingin bersedekah.

“Sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat untuk orang lain. Kita hidup di dunia. Baru lahir saja sudah ditolong orang. Saat akhir hidup pun juga. Maka sepanjang hidup banyak-banyaklah menolong orang. Kebaikan yang kita lakukan tidak pernah sia-sia.” Pungkas Aditya Prayoga dalam kelas diskusi pada hari itu. (NAF). 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×