Percaya Diri Mengembangkan Potensi ABK

Apa yang ada dalam benak Rocky Gerung yang dikenal publik bersuara lantang tentang berbagai hal? Ketika diundang dalam #Akademiability, diskusi yang menghadirkan berbagai sosok yang peduli kepada ABK, ia mendorong orang untuk memahami keberagaman manusia. Diskusi rutin yang diadakan Yayasan Peduli Kasih ABK di Surabaya melalui daring, Selasa (27/7/2021), itu mengangkat tema “Jalan Berdaya untuk ABK Kurang Mampu”. Moderator kelas diskusi, Gema Fikriansyah yang merupakan penyandang cerebral palsy dan sedang menjalani studi S-1 Jurusan Sastra Ingrris di UINSA berlangsung menarik. 

Rocky membuka pemantik diskusi dengan mengutarakan perasaannya mengikuti kelas diskusi ini. Beliau merasa bergembira bisa bertemu dengan kecerdasan-kecerdasan yang dirawat oleh ketua Yayasan Peduli Kasih ABK, yaitu dr. Sawitri Retno. Rocky menganggap bahwa dengan mengenal ABK, terdapat potensi besar untuk memahami keberagaman pengetahuan manusia Indonesia. 

“Banyak yang memahami memberdayakan adalah mengasihani atau memberikan bantuan. Bagi saya, memberdayakan artinya menerima pengalaman orang lain supaya orang lain mampu menerima pengalaman saya. Jadi, memberdayakan harus dilakukan secara dua arah dan keduanya saling memberdayakan.” paparnya. 

Itu mematahkan persepsi sebagian masyarakat tentang ABK yang perlu diberdayakan. Sebenarnya ABK-lah yang memberdayakan anak lain atau masyarakat pada umumnya. Itu karena ABK memiliki inspirasi yang lebih tinggi daripada anak berkebutuhan umum. 

Rocky menyebutkan salah satu contoh dunia yang juga berkebutuhan khusus dan memiliki kutipan fenomenal. Ia adalah Helen Keller, dengan kutipannya yang sangat menyentuh dan membuka cara berpikir orang-orang umum, Life is either a great adventure or nothing.” Dari kutipan tersebut pun Helen menjadi acuan dan inspirasi bagi kebanyakan orang. Oleh karenanya, Rocky menyampaikan untuk meminta tolong kepada para ABK supaya dapat menginspirasi bangsa.

“Negara belum cukup kuat memberikan bantuan atau fasilitas kepada ABK karena masih banyak pertimbangan. Tidak terlepas dari itu, artinya ABK dan masyarakat yang harus bergerak untuk saling memberdayakan. “Kita tidak selalu menunggu apa yang akan negara beri untuk ABK berdaya. Tapi kita bersama-sama membangun kebersamaan agar terjadi saling bantu, saling berdaya.” Kata dr. Sawitri yang merupakan ketua Yayasan Peduli Kasih ABK.

Salah satu peserta bernama Paulus Suli menimpali, siapa saja memang memiliki kekuatan untuk saling memberdayakan. Setiap orang dapat menggunakan cara masing-masing seperti yang dilakukan Yayasan Peduli Kasih ABK.

Rocky pun percaya, anak-anak di Yayasan Peduli Kasih ABK atau Gema dn kawan-kawannya mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat. Salah satu contohnya, Gema. Ia dapat menjadi moderator yang percaya diri dan interaktif berdiskusi dengan Rocky.

“Ada hal-hal yang bisa dilihat dengan mata batin, bukan semata-mata dengan mata fisik. Khususnya untuk pemberdayaan anak berkebutuhan khusus.” Pungkas Gema. (Hayah Nisrina Firdaus)*

*Reportase ini telah dimuat Harian Surya di Rubrik Citizen Reporter (30 Juli 2021).

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×