Anak Berkebutuhan Khusus Butuh Pengelolaan Sekolah yang Lebih Baik

Pentingnya pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tidak dapat dikotomi dari anak pada umumnya. Sayangnya, keikutsertaan ABK dalam aspek pendidikan cenderung rendah. Hal ini dikarenakan keberadaan ABK yang menyebar, tetapi sekolah untuk ABK hanya terbatas dalam beberapa domisili. Umumnya pendidikan ABK hanya tersedia di Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah inklusi. Namun, seiring berjalannya waktu untuk mengedepankan pendidikan ABK, dibentuklah sekolah umum yang memberikan layanan untuk ABK. Sejak tahun 2019 pun pemerintah sudah memerintahkan sekolah umum untuk bersedia menerima ABK meskipun masih terdapat persyaratan bagi ABK sendiri. 

Dalam sekolah umum yang memberikan layanan ABK, tetap harus membedakan antara ABK dengan anak reguler. Seperti pada anggota kelas, di mana kelas ABK hanya berisikan delapan siswa. Sementara untuk kurikulum juga harus disesuaikan dengan baik. Kurikulum nasional dapat menjadi acuan meski guru ABK dapat merombaknya sesuai kebutuhan dan kemampuan ABK. Hal terpenting dari diharuskannya mengacu pada kurikulum nasional tersebut adalah supaya capaian-capaian yang ada dalam kurikulum dapat diperhatikan oleh guru ABK.  

Mata pelajaran yang cukup penting tetapi sering dihilangkan oleh guru ABK contohnya adalah olahraga dan kebugaran jasmani. Padahal, tidak seharusnya dihilangkan tanpa adanya solusi atau pengganti dari capaian belajar mata pelajaran tersebut. Mata pelajaran tersebut juga penting bagi ABK, karena bertujuan terhadap kebugaran fisik ABK. Materi yang ada di dalamnya pun dapat disesuaikan dengan kemampuan ABK. Materi seperti yoga, senam, lari, dan lain-lain akan menyehatkan raga ABK sekaligus menjadi bentuk terapi bagi mereka.

Tidak luput keterlibatan orang tua yang tetap harus mendominasi dalam pendidikan ABK. Jika ketika sekolah ABK sudah diajarkan sesuatu yang perlu diulangi dan diaplikasikan, maka orang tua dapat membantu pengulangan dan aplikasi tersebut. Contoh di sekolah anak diajarkan dan diminta mengenakan sepatu sendiri tanpa bantuan guru. Di rumah pun orang tua tidak perlu membantu anak dalam mengenakan sepatu. Contoh selanjutnya apabila anak belajar sebuah materi yang akan diujikan, maka orang tua dapat membantunya mempelajari materi tersebut. 

Bagi para orang tua, memberikan pendidikan yang terbaik kepada ABK adalah suatu kewajiban. Upaya dari pemerintah dalam melayani pendidikan ABK akan semakin optimal atas kerja sama dari orang tua. Pemerintah juga terus berusaha supaya pendidikan yang mereka dapatkan sesuai dengan capaian-capaian yang diharapkan, sehingga kelak dapat memberikan manfaat. Oleh karenanya, dibutuhkan kekhususan dalam pelayanannya Sesuai kutipan dari Bapak Samto yang merupakan direktur PMPK Pendidikan Masyarakat dan Berkebutuhan Khusus di Kemendikbud RI. Beliau menyampaikan dalam kelas diskusi #Akademiability yang diadakan Yayasan Peduli Kasih ABK, “bukan berarti ABK lebih rendah. Tapi justru istimewa karena tidak semua orang bisa menanganinya.”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×