Ragam Kisah dari Tiga Autis yang Mandiri Finansial

Mandiri finansial tidak selalu hanya dimiliki oleh para orang tua yang kaya-raya, para sarjana muda yang telah mendapat pekerjaan, atau seorang investor yang telah menanam puluhan saham. Namun, mandiri finansial tentu dimiliki oleh mereka yang berusaha keras dengan terus mengasah kemampuannya. Usaha keras dan kemampuan tersebut pun tidak hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki kondisi fisik normal, tetapi siapapun mampu mendapatkannya. Termasuk tiga anak autis yang telah mampu membentuk forum pada Kelas Forum  #Akademiability yang diselenggarakan Yayasan Peduli Kasih ABK (1/5/2021). 

Mereka adalah Aden, Akmal, dan Laras yang kini telah mampu mandiri finansial dengan ragam kisahnya masing-masing. Mereka mampu menembus dinding stigma terhadap anak autis, berupa tidak mampu berkomunikasi, sosialisasi, dan sebagainya. 

Muhammad Aden Hadi

Pertama adalah Aden, mahasiswa Tata Boga di Unesa semester empat yang aktif memasak serta telah memiliki usaha kebab dan puding. Pada saat SMP, kegemaran memasaknya mulai tumbuh. Ia sering membantu mamanya memasak di dapur. Selain itu, semenjak SMP Aden sangat menggemari para chef terkemuka di Indonesia, yaitu Chef Juna, Chef Arnold, dan Chef Renata. Sebab itulah Aden bercita-cita sebagai chef. 

Di SMK, Aden mulai sering menjual masakannya. Sampai pada akhirnya ia mengembangkan usaha dalam menjual puding dan kebab. Kini, kebab yang ia jual telah tersedia di Facebook, Instagram, Whatsapp, Tokopedia, dan GoFood. Ia memberi nama akun untuk bisnisnya adalah “Aden Snack”. Berbekal usahanya yang terus berkembang, Aden juga bercita-cita untuk memiliki toko kue yang sukses. 

Tidak hanya aktif pada jualan makanan, Aden yang sudah berkuliah di Unesa juga telah meraih beasiswa. Adapun salah satu prestasi yang diraihnya pada saat kuliah adalah menjadi anggota dari tim Unesa yang memperoleh Runner Up pada Inovasi Kompetisi Bisnis Disabilitas Nasional. Selain cerdas dan berbakat dalam memasak, Aden memiliki public speaking yang baik. Pada Kelas Forum #Akademiability, ia menjadi moderator yang interaktif dan menyenangkan.

Akmal Febrian Effandya

Autis kedua yang menginspirasi adalah Akmal, berumur 20 tahun dan telah mampu memiliki usaha sablon sebagai bentuk mandiri finansialnya. Ia mahir dalam mendesain sablon, karena kegemarannya dalam menggambar di komputer. Kemampuan tersebut diperolehnya dari belajar melalui internet. Kegemaran Akmal sendiri yaitu membuat desain yang unik. 

Bisnisnya telah dibuka sejak satu tahun yang lalu dengan bantuan mamanya. Ia membuka jasa untuk menyablon tas, baju, dan sebagainya. Usaha keras terus mengiringi Akmal, karena ia ingin mengembangkan bisnis sablonnya. Ia bertekad supaya bisnis sablonnya dapat sukses, sehingga ia mampu memiliki finansial yang lebih baik. 

Ruth Aprisisilia Putri Laras Hati 

Selanjutnya adalah Laras, autis berumur 21 tahun yang sangat pandai berkomunikasi. Laras juga memiliki kemahiran dalam memainkan biola. Ia sudah belajar dan aktif bermain biola sejak umur tujuh tahun. Di umurnya yang baru 21 tahun, Laras sudah mampu menjadi guru SLB. Laras mengajarkan pengenalan huruf, warna, angka, dan buah-buahan kepada murid-muridnya. Metode yang dilakukannya dalam mengajar yaitu, tatap muka satu persatu untuk setiap murid. Dari profesi sebagai guru inilah Laras mampu mandiri finansial sekaligus membagi ilmunya kepada sesama anak berkebutuhan khusus (ABK). 

Adalah hal yang luar biasa bagi Laras untuk mampu mengajar di SLB. Sebagai guru yang baik, jika terdapat murid yang bandel dan sukar diajak belajar, Laras akan mengajaknya bernyanyi. Hal tersebut dilakukannya dengan senang hati, karena menjadi guru merupakan cita-citanya sedari kecil. 

Selain mandiri finansial, Laras juga mandiri dalam kesehariannya. Ia mampu secara rutin dan mandiri melakukan kegiatan rumah tangga seperti, mengepel lantai, mencuci, menjemur, dan menyetrika baju. 

Dari ketiga kisah autis tersebut, menunjukkan bahwa sebenarnya mereka memiliki usaha keras di balik mandiri finansialnya. Sebagai manusia yang sama-sama dapat merasakan lelah, tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk merasakannya. Maka, istirahat, olahraga secara rutin, dan tidur yang cukup sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan sekaligus kualitas dalam berkegiatan. Pesan dari Aden, Akmal, dan Laras adalah semangat untuk teman-teman, percayalah untuk bisa melakukan sesuatu yang ingin dikehendaki, dan jangan lupa untuk berdoa setiap melakukan kegiatan. (NAF)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×