Reza, Sosok Cerebral Palsy Sang Sarjana dan Magister Australia

Reza Adi Kurniawan adalah seorang sarjana Communication in advertising, University of Canberra. S2 ia mendapatkan beasiswa di University Adelaide, Australia. Keistimewaan yang dimiliki Reza selain menjadi sarjana dan magister di Australia, ia merupakan cerebral palsy. Tentu banyak rintangan sejak dini yang telah Reza hadapi sampai ia berhasil kuliah di Australia. 

Reza menuju Australia

Reza yang ahli di bidang fashion ini, hampir selalu mendapatkan hambatan selama mencari sekolah. Mulai dari sekolah-sekolah yang tidak menerima dengan alasan kondisi Reza, sampai dipalak teman-temannya pada masa SMP.  Bahkan karena mata Reza yang juling, guru menganggap Reza tidak memperhatikan penjelasan guru maupun ketika diajak bicara oleh guru. Label “kurangajar” pun disematkan pada diri Reza kala itu. Merasa tidak tahan, ia keluar dan bersekolah di sekolah terbuka yang hanya dua kali seminggu. Namun, orang tua Reza tetap menyekolahkannya secara homeschooling. Kendala lain, Reza memiliki kesulitan dalam menulis termasuk memburamkan jawaban untuk ujian dengan soal PBT (Paper Based Test). Solusinya, saat ujian paket B ia dibantu oleh orang untuk dibacakan soal dan diburamkan jawaban yang dijawab Reza.

Mulanya orang tua tidak mengharapkan Reza hingga berhasil sebagai sarjana Australia. Harapan utama orang tuanya hanyalah supaya Reza bisa mandiri. Reza sendiri setelah lulus SMA memang tidak ingin melanjutkan kuliah di Indonesia. Menurutnya dan orang tua, kampus di Indonesia rasanya sukar menerima kondisi Reza. Awalnya Reza ingin kuliah di Taiwan. Namun, pemerintah Taiwan tidak menerima Reza karena di sana tidak ada kedutaan besar Indonesia. Dikhawatirkan kurang adanya orang yang bertanggung jawab jika tejadi apa-apa kepada Reza. Sehingga dengan bantuan Alfa link, pemerintah Taiwan mengalihkan Reza untuk berkuliah di Canberra, tepatnya di bidang periklanan.

Alasan Reza memilih periklanan sebenarnya merupakan keputusan setelah ia menyadari tidak mampu sepenuhnya dalam mewujudkan cita-cita masa kecil. Kala kecil Reza bercita-cita sebagai desainer. Namun, keterbatasan menulis dan menggambar sebagai cerebral palsy, tidak memungkinkan ia mewujudkan cita-cita tersebut. Alhasil Reza mengambil bidang periklanan untuk bisa mempromosikan busana-busana—sesuai kegemarannya.

Bakat fashion sendiri telah tertanam pada diri Reza sedari kecil. Ia sudah berpikir untuk berpenampilan bagus dengan memadukan style dan fashion. Tujuannya cukup supaya ketika orang sekitar bejumpa dengannya dan memandang terus menerus, Reza akan berpikir karena fashion yang ia kenakan.

Reza di Australia

Ibunda Reza, Sulistyowati sempat mendapat kritik orang sekitar karena melepaskan Reza sendirian untuk kuliah di Canberra. Namun, tentu pelepasan tersebut sudah dengan pertimbangan yang matang. Pastinya telah pada tahap kerja sama bersama Reza. Orang tua menanyakan apakah Reza mampu dan berani, Reza mengiyakan pertanyaan orang tuanya tersebut. Terbukti Reza mampu lulus dengan baik, tanpa ada mata kuliah yang mengulang.

Pandangan orang Australia kepada ABK termasuk cerebral palsy seperti Reza yang belajar sendiri adalah hal yang lumrah. Berbeda dengan di Indonesia, di Australia ABK berjalan sendiri di jalan, di mall, sudah menjadi hal yang familiar. Maka kondisi di negara tersebut secara tidak langsung membuat mental ABK semakin baik. Di Australia, Reza mendapatkan banyak bantuan untuk proses belajarnya. Sebab tips belajar ala Reza yaitu materinya dibacakan oleh orang lain.

Tips dan Motivasi ala Reza

Sementara manajemen waktu ala Reza ini juga harus diperhatikan. Ia memang tidak seperti anak pada umumnya. Melakukan suatu hal dapat lebih lama. Seperti jika anak lain melakukan cukup 5 menit, Reza memerlukan waktu hingga 3 jam. Ia harus bangun jam 3 untuk bersiap, jika orang pada umunya jam 5. Bahkan ketika kuliah pagi, sedari malam ia sudah bersiap mandi. Baru di pagi hari cukup pakai baju dan minyak wangi. Jika terdapat tugas atau ingin belajar, Reza harus sudah melakukannya lebih awal daripada teman-temannya. Maka dari itu, manajemen dan disiplin waktu sudah menjadi keutamaan bagi Reza. Kiat tersebut juga menjadi alasan Reza mudah diterima di masyarakat.

Pesan dan tujuan yang ingin disampaikan sarjana dan magister Australia tersebut adalah ingin menyadarkan para orang tua supaya memiliki optimisme seperti orang tuanya. Kunci utama yang dapat dipegang adalah mengembangkan karakter sejak dini. Reza juga aktif membagikan karya dan keaktifannya di dunia fashion pada akun instagramnya, @rezakstyle

“Setiap ciptaan Tuhan pasti memiliki tujuan. Entah disabilitas atau bukan, seseorang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia luar. Terlebih bagi disabilitas sebagai minoritas, harus berjuang lebih keras untuk menyesuaikan standar yang diberikan orang mayoritas. Setiap orang pun harus memiliki dan mengembangkan soft skills”, pungkas Reza pada diskusi webinar yang diselenggarakan Yayasan Peduli Kasih ABK (26/02/2021) dan dapat disaksikan tayangan ulangnya di kanal YouTube Harian Surya atau Tribun Jatim Official.

 *NAF

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×