Bincang Santai: Komunikasi dalam Keluarga

Salam Istimewa!

Bincang Santai pada tanggal 4 Oktober 2019 kemarin memberikan banyak inspirasi dan tentu saja mengingatkan kita semua untuk meningkatkan kualitas interaksi dalam keluarga. 

Anak merupakan amanah bagi orangtua dari Tuhan. Setiap anak memiliki keistimewaan masing-masing. Orangtua perlu melakukan penyesuaian, mengingat pola interaksi akan berubah setelah pasangan suami istri memiliki anak. Tidak hanya tentang apa yang perlu dilakuan ketika buah hati sedang sedih, namun pembicara juga membahas tentang bagaimana pola asuh di masa lalu mempengaruhi cara kita mengasuh anak hari ini. 

Berbagai pertanyaan diberikan oleh Bu Ririn dan Bu Sumar sebagai pembicara, mulai dari apa yang sering anda komunikasikan dengan anak, perubahan pola komunikasi dari waktu ke waktu, cara-cara menegur yang sesuai, dan lain sebagainya. Peserta menunjukkan antusiasme dengan memberitahukan pengalaman-pengalaman pribadi mereka saat mengasuh anaknya atau saat mengobrol bersama anaknya. Diskusi seru ini berlangsung cukup lama. Beberapa orangtua juga tak hanya mengeluhkan, tapi juga saling berbagi saran dan tips untuk menghadapi putra-putri ABK nya. 

Pembelajaran yang dapat diambil dari materi komunikasi keluarga kemarin adalah komunikasi bersifat dua arah yang terdiri dari komunikator dan komunikan. Namun tak hanya sebatas itu, dalam komunikasi dengan keluarga tentunya kita mengharapkan adanya pengertian yang mendalam atau empati bukan sekedar mendengar sambil lalu saja. Pada proses pengasuhan, cara menegur pun juga ada seninya dan tidak melulu menghukum bila salah atau memberi hadiah bila perilakunya sesuai dengan aturan di rumah. Orangtua perlu menyesusaikan dengan kondisi sang anak agar interaksi yang terbentuk didasari oleh kasih sayang dan empati walaupun sifatnya memberikan ketegasan atau mendisiplinkan. Jika memperhatikan hal-hal tersebut, maka komunikasi yang terjadi akan bersifat terbuka dan menimbulkan suasana saling percaya sehingga anak akan merasa aman untuk berkata jujur dan terbuka. Komunikasi yang baik akan memberikan berbagai manfaat bagi orangtua, yaitu dalam hal memberikan masukan pada sang anak dan monitoring baik di lingkungan dalam rumah maupun di luar, serta mengenali karakteristik anak yang sebenarnya karena ia dapat terbuka menunjukkan siapa dirinya.

Komunikasi baik dapat dimulai dari sikap positif seperti bercerita, saling menghargai opini dan perasaan, serta membangun empati. Tentu saja teknologi juga dapat mempermudah proses komunikasi melalui video call, telepon, atau chat. 

Nah, materi tentang komunikasi keluarga ini sangat bermanfaat kan untuk kita semuanya? Masih banyak dari kita yang berbicara tanpa mendengar atau hanya ingin dimengerti tanpa berusaha mengerti kawan bicara, khususnya dalam keluarga. Yuk, mari kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari 🙂

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×