Seni untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Seni tidak pernah terlepas dari hidup manusia. Sejak kecil secara tidak langsung ada seni dalam keseharian kita. Mendengarkan musik, bernyanyi, dan berbusana adalah contoh seni sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sebenarnya seni mempunyai banyak sekali manfaat jika dilatih dengan serius, terutama untuk anak-anak. Anak ibarat kanvas yang kosong sehingga orang tuanya mampu mengisinya dengan goresan-goresan warna sehingga kanvas tersebut mempunyai arti. Dukungan dan peran aktif orang tua sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi anak dalam bidang seni.

 

Seperti halnya Bu Ismi yang mempunyai anak berkebutuhan khusus slow learner. Bu Ismi mulai menemukan potensi anaknya, Dilla, yang suka bernyanyi sejak ia masih duduk di bangku TK. Oleh karena itu, Bu Ismi mengarahkan Dilla melalui kursus vokal. Berkat keseriusan dan dukungan dari Bu Ismi, Dilla mampu mendapat juara 3 pada lomba menyanyi se-DKI Jakarta.

Selain prestasi, Bu Ismi juga menyatakan bahwa melalui seni ia merasakan manfaat lainnya pada Dilla. “Dilla jadi semakin percaya diri,” ujarnya pada saat acara Pilar Keluarga RRI. 

 

Selain menumbuhkan rasa percaya diri, seni juga bisa menjadi sarana anak untuk berekspresi. Contohnya seperti pada saat menggambar, anak dapat mengekspresikan emosinya melalui gambar dan warna. Kita dapat menemukan goresan maupun warna yang berbeda pada kondisi emosi berbeda, meskipun objek yang digambarnya sama. Seni juga merupakan salah satu bentuk terapi. Seni menjadi sarana terapi rekreasi  yang dapat langsung dipraktikkan. Seni yang melibatkan vokal misalnya, seperti menyanyi dan teater, dapat melatih kemampuan berbicara anak sehingga membentuk artikulasi dan struktur kata yang tepat.

 

Seni sebaiknya dikenalkan pada anak sejak dini. Anak-anak, termasuk yang berkebutuhan khusus pun, berhak untuk bahagia dan sukses. Anak bisa menjadi apa saja asalkan ada kesempatan. Untuk menemukan sisi seni pada anak perlu melibatkan peran orangtua, karena merupakan sosok terdekat dengan anak. Orangtua menanamkan rasa percaya diri dan bangga, serta melihat potensi pada anak. Orangtua juga perlu mendampingi anak untuk mengembangkan potensinya. Sedangkan peran guru sebagai jembatan bagi anak untuk mengasah potensi seninya.   

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×