Memilih Sekolah Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Sebagian orang berpendapat bahwa anak perlu masuk sekolah agar bisa belajar, menuntut ilmu, dan meraih pendidikan sehingga orang tua berbondong-bondong menyekolahkan anaknya sejak dini. Padahal, sebelum memasukkan anak ke sekolah, orang tua perlu memahami bagaimana pendidikan sebaiknya diberikan pada anak. Pendidikan tidak selalu identik dengan jenjang pendidikan formal, seperti SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan juga bisa diraih melalui jalur nonformal maupun informal, seperti homeschooling, kursus, pelatihan hingga kelompok belajar. Melalui pendidikan nonformal dan informal, anak tetap mendapatkan pembelajaran dan mengembangkan minat dan bakatnya. Untuk mengetahui apa minat dan bakat anak, orang tua dapat berkonsultasi kepada psikolog, terutama apabila anaknya merupakan anak berkebutuhan khusus yang terkadang membuat orang tua bingung mengenai bakat anaknya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam memberikan pendidikan yang tepat bagi anaknya yang memiliki kebutuhan khusus, yaitu sebagai berikut:

  1. Perlu mengetahui terlebih dahulu tipe kebutuhan khusus anak. Dengan begitu, orang tua dapat mempelajari bagaimana pembelajaran yang tepat dan ditujukan bagi anaknya
  2. Memahami peran dokter dan psikolog sehingga orang tua tahu kapan dan bagaimana memcari pertolongan
  3. Merencanakan program yang terencana dan memiliki target kepada anak dan orang tua sendiri
  4. Mengelola stres dan pengendalian diri, terlebih ketika hasil program pada anak tidak sesuai yang diinginkan
  5. Mengatur keselarasan antara terapi dan sekolah. Orang tua terkadang bingung mana yang harus didahulukan antara melatih motorik atau kognisi. Namun, perlu disadari bahwa melatih kemampuan kognisi dan motorik anak perlu dilakukan secara bersamaan. Misalnya, melibatkan anak dalam kegiatan domestik, seperti mencuci baju, dapat membantu melatih motorik halus anak, belajar postur tubuh, sekaligus melatih kognisinya dengan belajar memilah warna dan berhitung jumlah pakaian.
  6. Ajarkan untuk bersikap positif. Hal ini dapat melatih moral dan kesopanan anak. Walau anak melakukan kesalahan berulang kali, orang tua sebaiknya tidak menyerah dan putus asa.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua tidak perlu bingung ingin memfasilitasi anak dengan pendidikan formal, informal, atau nonformal karena orang tua dapat memberikan semua pendidikan tersebut kepada anak. Yang penting juga, orang tua perlu memahami apa saja minat bakat dan kemampuan anak sehingga dapat memudahkan bila ingin merencakan pembelajaran bagi anak. Hal ini juga berlaku bagi orang tua yang anaknya sudah sekolah bahwa orang tua tidak bisa hanya mengandalkan sekolah untuk meningkatkan kemampuan dan menggali minat bakat anak, tetapi juga perlu mengupayakan pendidikan di luar sekolah pada anak.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×