Menengok Semangat Difabel melalui Paralimpiade

Apakah kamu kenal Liliana Natsir dan Tontowi Ahmad? Pasangan ganda campuran dalam badminton yang sudah acap kali membawa medali emas untuk Indonesia. Siapa pula yang tidak kenal dengan Bambang Pamungkas, raja lapangan hijau yang melegenda? Tetapi, apakah kamu mengenal Marinus Melianus, perenang difabel tercepat di Asia? Atau Ni Nengah Widiasih, peraih medali pertama bagi Indonesia di Paralimpiade 2016? Sebenarnya, apa sih Paralimpiade itu?

Paralimpiade, berasal dari kata para (bahasa Yunani) – yang artinya beriringan – dan kata Olimpiade, merupakan kompetisi olahraga internasional yang diadakan setiap empat tahun sekali. Paralimpiade berarti kompetisi yang akan berjalan beriringan dengan Olimpiade—kompetisi olah raga terbesar di dunia. Hal utama yang membedakan keduanya adalah Paralimpiade diselenggarakan khusus untuk difabel di seluruh dunia. Atlet-atlet dengan Cerebral Palsy, penderita penyakit syaraf yang membatasi gerak tubuh, penyandang kebutaan sebagian maupun kebutaan total, penyandang kelainan tinggi badan, penyintas amputasi, dan penyandang tunagrahita dapat mengikuti kompetisi internasional yang terdiri dari 22 cabang olahraga di musim panas dan 6 cabang di musim dingin.

Setiap cabang olahraga Paralimpiade memiliki kualifikasi yang berbeda-beda, termasuk kekhususan yang diperbolehkan untuk bertanding. Seperti, cabang olahraga atletik, berkuda, angkat beban, berenang, dan cross-country skiing dapat diikuti oleh penyandang tunagrahita dan penyandang kebutaan sebagian maupun kebutaan total, tetapi penyandang kebutaan juga dapat mengikuti cabang olahraga lainnya yang tidak diikuti oleh penyandang tunagrahita, seperti bersepeda, footbal-5-A-side, goal ball, judo, berlayar, dan triathlon.

Selain Paralimpiade yang diselenggarakan untuk negara-negara dunia, banyak kompetisi olahraga lainnya yang digelar sebagai pesta untuk atlet difabel. Mulai dari Special Olympics yang diselenggarakan untuk penyandang tunagrahita di 170 negara, Asia Para Games yang diselenggarakan untuk negara-negara di Asia, ASEAN Para Games untuk Asia Tenggara, hingga Pekan Paralimpik Nasional (Papernas) dan Pekan Paralimpik Daerah (Paperda) yang diselenggarakan di Indonesia.

Indonesia sendiri turut bertanding dalam Paralimpiade sejak tahun 1976 di Toronto dan telah mengumpulkan 4 medali emas, 4 medali perak, dan 10 medali perunggu selama sepuluh kali mengikuti Paralimpiade. Pada Paralimpiade Rio 2016, Indonesia berhasil membawa pulang satu medali perunggu yang didapat oleh Ni Nengah Widiasih melalui cabang angkat beban kelas 41 Kg. Selain Paralimpiade, Indonesia juga menjadi langganan dalam mengikuti kompetisi bagi atlet difabel. Bulan September lalu, Indonesia mengirimkan 196 atlet untuk bertanding dalam ajang ASEAN Para Games (APG) 2017 di Malaysia dan membawa pulang 126 medali emas.

Atlet-atlet difabel Indonesia yang bertanding pada ajang-ajang tersebut merupakan salah satu bentuk nyata bahwa keterbatasan fisik dan mental tidak menjadi alasan untuk berhenti berkarya dan membuat Indonesia bangga. Seperti semangat yang dibawa oleh Paralimpiade, mari menginspirasi dan menyebarkan antusiasme kegigihan berjuang!

Tengok juga video dari Paralimpiade Rio 2016 di sini! Yuk ikut semarakkan Paralimpiade PyeongChang 2018!

 

 

Penulis: Habiibati Bestari

Editor: Alwiyah Maulidiyah

 

 

Sumber:

BBC. (2016, September 5). Rio Paralympics 2016: An A-Z of Paralympic sport classifications. Diambil kembali dari BBC: http://www.bbc.com/sport/disability-sport/18934366

Godlewski, N. (2018, September 3). Paralympics vs Special Olympics: What’s the difference between the games. Diambil kebali dari Newsweek: http://www.newsweek.com/paralympic-special-olympic-games-difference-between-839186

International Paralympic Committee. (2017). Indonesia at the Paralympic Games. Diambil kembali dari IPC Historical Results Archieve: https://db.ipc-services.org/sdms/hira/web/country/code/INA

International Paralympic Committee. (t.thn.). Paralympic Games. Diambil kembali dari Paralympic: https://www.paralympic.org/the-ipc/paralympic-games

International Paralympics Committee. (t.thn.). Paralympics-History of the Movement. Diambil kembali dari Paralympic: https://www.paralympic.org/the-ipc/history-of-the-movement

Nuralam, C. (2016, September 9). Indonesia Raih Medali Pertama di Paralympic Rio 2016. Diambil kembali dari Liputan 6: http://bola.liputan6.com/read/2597908/indonesia-raih-medali-pertama-di-paralympic-rio-2016

Sasongko, T. (2015, Desember 4). Menpora Kunjungi Atlet Paralimpik Indonesia. Diambil kembali dari Kompas: http://olahraga.kompas.com/read/2015/12/04/17011371/Menpora.Kunjungi.Atlet.Paralimpik.Indonesia

Sasongko, T. (2016, September 9). Indonesia Rebut Medali Pertama Paralimpik 2016. Diambil kembali dari Kompas: http://olahraga.kompas.com/read/2016/09/09/17372061/indonesia.rebut.medali.pertama.paralimpik.2016

Wana, B. A. (2017, September 22). 5 Atlet Indonesia yang bersinar di ASEAN Para Games 2017. Diambil kembali dari Rappler: https://www.rappler.com/indonesia/olahraga/182982-5-atlet-indonesia-yang-bersinar-di-asean-para-games-2017

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×